Kontrol Lampu Akuarium
Anda punya akuarium dirumah? Dulu barang pajangan ini hanya terdapat dirumah orang yang gemar dengan bentuk kehidupan di dalam air, yang dengan kasih sayang memelihara ikan hias, mengontrol suhu airnya, memberinya makan dua kali sehari, membersihkan, mengatur kadar pH dan seterusnya. Seiring dengan popularitasnya, alat-alat yang meringankan pekerjaan ini mulai bermunculan di pasaran. Nah tidak ada salahnya jika mencoba untuk mengontrol lampu yang meneranginya, sehingga tidak terkesan boros listrik.
Gambar 1. Aquarium (from: http://imyfish.wordpress.com/2009/02/18/hello-world/)
Sebagai tambahan disediakan tiga fungsi kontrol. Yang pertama adalah tombol reset yang digunakan untuk mengawali kembali periode penentu waktunya. Bila tamu datang, atau bila akuarium perlu diberi penerangan terus, dari keadaan sedang menyala atau padam, menekan sebuah tombol memulai lagi periode delay mejelang dipadamkannya. Yang kedua, memungkinkan dipilihnya dua periode setelah matahari terbenam sebelum lampu dipadamkan. Dan yang ketiga, ada kalanya perlu menghentikan perngoperasian sama sekali seperti pada waktu airnya dikuras.
Berikut adalah sebuah skema rangkaian elektronik digunakan untuk mengontrol nyala padamnya lampu akuarium. Alat ini cukup sederhana, akan menyalakan lampu pada waktu matahari terbenam dan memadamkannya ketika matahari mulai terbit.
Cara kerja:
Pada saat cahaya mengenai sensor (LDR) melampaui suatu level preset, katakanlah pada saat fajar, lampu dinyalakan. Ketika level cahaya mulai turun lagi dibawah level ini, dimulai periode delay,lampu dipadamkan. waktu delay dapat dipilih untuk dua kondisi, misalnya, musim kemarau atau musim hujan.
Pada awalnya, angap saja LDR menerima cahaya yang cukup terang. Pada saat ini resistansinya rendah sekali, hanya sekitar 1-2k. IC 741 dikonfigurasikan sebgai Schmitt Trigger dengan beberapa persen histeresis. Dalam kondisi diberikan cahaya, outputnya menahan isi pencacah 4024 pada nol melalui rangkaian resetnya. IC NE555 dihubungkan sebagai multivibrator astabil dengan osilasi sebesar 255 second dan 85 second dalam 2 kondisi yang diberikan. Kecepatannya dapat kita atur dengan mengubah nilai kapasitor C2 dan C3. Jika cahaya mengenai sensor LDR turun mengakibatkan output dari 741 menjadi rendah, 555 mulai meng-“clock” counter (pencacah 4024). Counter 4024 merupakan suatu ripple counter tujuh keluaran, dengan demikian oleh pulsa ke-64 keluaran ke-7 akan berlogika “1”. Bila ini terjadi, relay akan menutup dan lampu akan padam. Secara simultan saluran reset 555 berlogika “0” dan 555 akan berhenti berosilasi. KOndisi ini stabil, dan alat tetap tidak aktif sampai pencacah direset kembali dan putaran akan dimulai lagi. Saklar reset untuk sesaat mereset pencacah, sehingga alat dapat berkerja kembali. Saklar Cancel berfungsi untuk “memaksa” alat untuk tidak aktif (lampu padam), jadi jika posisi saklar ini terbuka maka alat akan bekerja kembali seperti semula.